Salah satu dampak karantina mandiri dan Work From Home selama belasan hari di rumah akibat pandemik Covid-19 ini adalah jadi sering bernostalgia dan halu. Tepat tiga tahun lalu, 7 April 2017, saya dan teman-teman nonton konser band ternama dunia, Coldplay, di Rajamanggala Stadium, Bangkok, Thailand. Ini adalah konser pertama band besar yang saya tonton di luar negeri.
Tidak ada kepastian akan bisa traveling ke luar negeri di tahun 2020 ini membuat saya membuka lagi foto-foto perjalanan yang sudah pernah saya lakukan di tahun-tahun sebelumnya. Saya belum banyak melakukan perjalanan ke luar negeri. Bahkan, pertama kalinya saya keluar negeri adalah tahun 2016 ke Jepang.
Saya adalah “penganut” quote Dalai Lama “once a year, go to someplace you’ve never been before”. Jadi bagi saya perjalanan itu tidak harus keluar negeri, di dalam negeri pun masih banyak tempat bagus yang belum pernah saya datangi. Jadi, jika ada kesempatan yang bagus, tabungan mencukupi, dan situasi memungkinkan , maka saya akan berusaha untuk bisa melakukan perjalanan. Dalam setiap perjalanan, saya selalu berusaha untuk menambah teman-teman baru.

Di awal April 2017 lalu, saya dan teman-teman melakukan perjalanan ke Thailand dengan agenda utama adalah menonton konser Coldpay. Saya sangat menyukai lagu-lagu Coldplay, terutama lagu-lagu yang menyemangati hidup. Lagu-lagu mereka tidak melulu soal romantisme tapi juga bagaimana kehidupan nyata itu berjalan. Itulah yang saya sukai dari mereka, selain suara Chris Martin yang benar-benar adem tentunya.
Tiket konser sudah dibeli sebulan sebelumnya, harganya kurang lebih Rp 1 juta. It was worth the price. Apalagi, Coldplay sangat selektif terkait tempat penyelenggaraan tour-nya. Untuk Asia Tenggara, mereka hanya memilih Singapura dan Thailand. Mereka tidak memilih datang ke Indonesia. Mereka tentu memiliki pertimbangan tersendiri untuk hal itu.

Konser Coldplay di Thailand berlokasi di salah satu stadium terbesar di Bangkok yakni Rajamanggala Stadium. Tidak susah untuk melakukan perjalanan di Bangkok. Transportasi umumnya sangat membantu. Bangkok sudah dilengkapi dengan Bangkok Mass Transit System atau sering disebut BTS Skytrain.

Selain itu, ada juga Taksi Sungai berupa perahu yang berfungsi layaknya bus atau taksi. Perahu ini akan berhenti di tiap halte. Transportasi ini cukup efektif sebagai alternatif mengingat Kota Bangkok cukup macet.


Cuaca Bangkok di bulan April sama persis seperti di Jakarta, panas terik dan gerah. Begitu sampai di stadium dan berhasil menukarkan tiket, kami langsung berburu Thai Tea. Di sini, Thai Tea dijual dalam cup-cup besar dan cukup murah. Puas rasanya minum Thai Tea di negara asalnya di tengah panas siang bolong. Untuk melengkapi pertualangan konser ini, kami pun membeli kaos merchandise Coldplay dan langsung memakainya agar pengalamannya kian sempurna.

Konser sebenarnya berlangsung setelah matahari terbenam, tapi demi menikamti konser ini dengan penuh dan utuh, kami sudah stand by dari siang, hahaha. Kami mengisi perut dengan beli jajanan pasar seperti sosis goreng dengan bumbu Thailand dan lain sebagainya. Lucunya, banyak sekali orang Indonesia yang menonton konser ini. Sampai-sampai setiap pergi kemanapun selalu bertemu dengan orang Indonesia. Serasa di GBK saja, hahaha.


Menunggu di dalam stadium cukup menyenangkan apalagi ditemani sunset Bangkok yang cerah dan indah. Setelah dibuka oleh opening band yang maaf saya lupa siapa waktu itu, akhirnya Chris Martin dan kawan-kawan pun menghentak panggung. Belasan lagu hits mereka menggema di seluruh stadium. Ribuan fans bernyanyi dan berlompat.

Lagu andalan saya? Jangan tanya lagi, hampir semua lagi hits mereka adalah lagu andalan bagi saya. Tapi, puncak dari semua lagu mereka bagi saya adalah Something Just Like This. Performa Chris yang sudah menyanyikan belasan lagu sambil berjingkrak-jingkrak tetap stabil dan prima. Lagu ini adalah salah satu lagu yang sering saya dengarkan bahkan jadi repeat one di music player saya.

Ini adalah konser terbesar yang pertama kali saya hadiri. Lampu berbagai warna yang indah, balon-balon raksasa yang beterbangan, dan confetty yang diluncurkan di akhir konser membuat seluruh performa Coldplay yang indah makin sempurna.


Kepuasan bisa bernyanyi sepenuh hati dan berjingkrak-jingkrak berhasil menghilangkan stres saya dan rasanya saya di-recharged! Hidup saya seperti diperbarui lagi. Setiap rupiah yang saya keluarkan untuk konser ini benar-benar berarti. Akhirnya saya mengerti, inilah salah satu arti menikmati hidup.

Beberapa hari setelah konser berlangsung, kami masih jalan-jalan di Bangkok. Setiap hari itu juga, kami masih terngiang akan konser dan terus membahasnya. Lagu-lagu Coldplay terus kami putar atau kami gumamkan. Benar-benar susah move on. Ya iyalah ya, konser spektakuler itu sangat membekas, rasanya ingin menonton lagi.

Coldplay masih akan singgah ke Jepang dan Korea untuk sisa tour mereka di Asia sebelum akan menutupnya di Amerika. Saat itu, ingin rasanya traveling ke Korea atau Jepang untuk bisa menonton konser mereka lagi. Halu sih rasanya, hahaha. Selain tabungan harus dijaga, cuti pun rasanya harus dihemat-hemat. Tapi, impian untuk bisa menonton konser Coldplay lagi di negara lain yang belum pernah saya datangi masih ada dan semoga bisa terwujud suatu saat nanti. Amin.

Konser siapa yang pernah kalian tonton di luar negeri dan sangat membekas? Yuk, share ya!
*Tetap jaga kesehatan dan terapkan perilaku hidup sehat ya selama masa pandemik Covid-19 ini. Tidak apa-apa mengulas lagi cerita perjalanan yang sudah dilakukan untuk mengisi waktu di rumah. Apalagi bagi yang terbiasa melakukan perjalanan setiap tahun, hal ini akan sangat bermanfaat untuk mengobati rasa rindu itu.
Halo Kak, Terima kasih sdh berbagi pengalaman.
Saya juga berencana nonton konser di Rajamangala Stadium akhir tahun ini.
Boleh minta infonya kak, sewaktu selesai nonton konser apakah mudah dapet kendaraan atau baiknya menginap dekat venue ya?
Semoga berkenan menjawab 🙂
LikeLike
Haloo, untuk akses kendaraan nggak susah kok, cuma lebih padat sedikit aja kayak konser-konser pada umumnya.
LikeLike