Setelah tertunda hampir satu tahun, akhirnya saya memutuskan ke Kantor Imigrasi untuk mengurus pergantian paspor. Masa berlaku paspor lama saya sebenarnya sudah habis per Agustus 2020 lalu, tapi karena masih suasana pandemik, saya memutuskan belum perlu mengurus pergantiannya. Selain itu, sayang-sayang saja rasanya kalau sudah mengurus paspor tapi setahun akan berlalu begitu saja tanpa dipakai sama sekali. Yang ada, masa berlaku paspor akan terpangkas tanpa ada pengalaman traveling yang berarti. Hiks.
Namun, karena keperluan dokumen pekerjaan, mau tidak mau saya harus mengurus pergantian paspor. Dibandingkan dengan saat mengurus paspor pertama kali pada tahun 2015 silam yang semuanya masih serba manual, kali ini pengambilan jadwal pengurusan paspor sudah bisa dilakukan secara online lewat aplikasi “Layanan Paspor Online”. Aplikasinya bisa didownload di playstore (bagi pengguna android). Setelah itu, harus baca ketentuannya dulu ya, baru lanjut terus mendaftar sesuai dengan data yang valid. Lalu, tinggal ambil jadwal pengurusan dengan memilih kantor imigrasi yang diinginkan. Artinya, pengurusan tetap bisa dilakukan meskipun alamat di KTP berbeda dengan tempat tinggal saat ini, karena semua sudah online dan terpusat.
Quota untuk jadwal pengurusan paspor akan dibuka per hari Jumat pukul 14.00, jadi rajin-rajin refresh aplikasinya biar nanti kebagian quota. Apa saja syarat dokumen yang dibutuhkan, semua diuraikan dengan lengkap di aplikasi, jadi semua serba mudah dan praktis. *Oh ya, karena saya tidak mengambil foto terkait pengurusan paspor, maka saya akan sisipkan foto-foto kenangan sejauh mana paspor lama tercinta telah membawa saya pergi.
Paspor lama saya masih banyak yang kosongnya. Ya iyalah ya, total ada 48 halaman. Ada perasaan haru dan mellow saat menatap paspor lama saya yang harus pensiun. Selama kurun waktu 5 tahun itu, saya hanya menggunakan paspor sebanyak 3 kali. Pertama kali saat ke Jepang di tahun 2016, kedua saat ke Thailand dan Malaysia di tahun 2017, dan terakhir saat ke Korea Selatan di tahun 2019. Tentu saja tadinya sudah ada angan-angan agar tahun 2020 bisa pakai paspor lagi minimal sekali lagi. Tapi kondisi sudah sangat tidak mendukung karena pandemik, sedih pastinya.


Saya sendiri tidak terlalu terobsesi untuk sering-sering ke luar negeri, selain karena keterbatasan dana, durasi cuti tahunan juga terbatas. Jadi, prinsip saya, sekali setahun bisa ke luar negeri sudah sangat-sangat-sangat bersyukur. Bagi saya, traveling ke luar negeri itu sangat bermakna karena bisa melihat dunia luar, bagaimana alam di sana, bagaimana budaya dan kebiasaan di negara orang, bagaimana berinteraksi dengan warga lokalnya, hingga mencoba berbagai makanan, hiburan, dan hal-hal menarik lainnya. Membayangkannya saja sudah bikin hati bahagia! Tak sabar bisa jalan-jalan lagi. Huhuhu.


Jadi, tentu saja harapan dengan adanya paspor baru ini, saya bisa mengunjungi negara-begara baru di masa yang akan datang. Baik itu karena urusan pekerjaan, traveling bersama teman-teman, atau bahkan menang lomba berhadiah jalan-jalan lagi seperti 2 tahun lalu. Amin ya Tuhan *berdoa kencang


karena mirip poster drama Korea, hahaha
Semoga pandemik ini segera berlalu ya. Kalaupun tidak bisa selesai 100%, semoga saja ada sistem traveling baru yang tetap aman dan memudahkan para traveller sehingga tetap bisa jalan-jalan dengan menjalankan protokol kesehatan yang baik. Jujur saja, badan kayak berasa sakit dan pegal karena hampir dua tahun tidak bisa jalan-jalan lagi. Traveling itu ampuh memberikan persepektif, energi, dan semangat baru buatku. Memang harusnya jangan menjadikan itu sebagai excuse, tapi tetap akan berbeda rasanya dan lebih bersemangat lagi apabila bisa jalan-jalan lagi. Semoga ya, amin!