Sejauh ini, saya baru pernah mendatangi dua negara dengan empat musim, yakni Jepang dan Korea Selatan. Dari empat musim yang ada di negara subtropis, saya paling suka musim semi alias musim dimana bunga-bunga bermekaran saling adu siapa yang memiliki mahkota paling cantik.

Saat saya bepergian ke Jepang dan Korea, dua-duanya saya lakukan di bulan Mei. Ya, bulan Mei bisa dikatakan sebagai puncak musim semi di dua negara ini. Bunga-bunga sakura bermekaran dan bunga-bunga lainnya juga tidak kalah cantiknya.

Di Jepang, musim semi disebut dengan Haru. Hmmm, pantas ya salah satu karakter utama di Fugou Keiji: Balance Unlimited yang lahir di tanggal 2 Mei itu bernama Haru Katou. Ya, karena mantan Letnan Detektif dari Divisi Pertama itu lahir saat musim semi. Biasanya, orang yang lahir saat musim semi selalu ceria, santai, dan bersemangat. Itu juga yang sering ditunjukkan Inspektur Katou, meski tampaknya kesalahan di masa lalu saat di divisi lamanya membuatnya jadi orang yang serba serius. Oke, cukup membahas Detektif Haru, hahaha (maklum, demam FKBU).

Bicara tentang musim semi di Jepang pasti identik dengan bunga Sakura. Tapi, di Korea Selatan pun ada banyak bunga sakura seperti halnya di Jepang. Hal karena musim dan cuaca di kedua negara itu hampir sama persis. Tapi, menikmati keindahan bunga Sakura memang paling nikmat di negara Jepang, apalagi jika bisa berbaur bersama warga lokal melakukan tradisi Hanami.

Tentu pernah lihat kan di berbagai anime ada kebiasaan unik saat musim semi yakni piknik menikmati bunga sakura dengan menghamparkan tikar, membawa berbagai bekal makanan dan minuman, bernyanyi dan menari bersama sambil menikmati bunga sakura bermekaran? Nah, itulah yang disebut dengan tradisi Hanami bagi masyarakat Jepang.


Cara menikmati bunga sakura yang tak kalah asyik, apalagi bagi non warga Jepang adalah memakai kimono/yukata lengkap dengan aksesorisnya sambil berjalan santai di bawah pohon sakura. Layaknya gadis-gadis Jepang yang biasa ditunjukkan di berbagai film dan anime.


Nah, untuk di negara Korea sendiri, saya belum begitu mendalami apakah ada tradisi menikmati bunga di musim semi yang khusus seperti di Jepang.

Untuk tahun ini karena wabah Covid-19, pemerintah Jepang meniadakan aktivitas Hanami. Tentu saja Hanami berpotensi jadi ajang berkumpul banyak orang yang sangat dihindari sepanjang pandemik masih berlangsung. Keselamatan dan kesehatan banyak orang tentu lebih utama. Tradisi kekeluargaan dan kebersamaan seperti Hanami masih bisa dinikmati di tahun-tahun mendatang.
Oke, mengakhiri bulan Mei ini, akan terasa lengkap rasanya dengan mengupload kembali beberapa foto-foto selama musim semi di Jepang dan Korea Selatan.





Ini juga bagai penyemangat bagi saya, bahwa di tengah ketidakpastian hidup dan kegundahan akan hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan, kita tetap bisa menikmati harihari dengan melihat hal positif dan keindahan yang diberikan Tuhan di sekitar. Salah satunya dengan keindahan bunga-bunga. Tuhan saja merawat bunga-bunga yang tumbuh liar di berbagai tempat, apalagi kita manusia yang merupakan ciptaan yang Dia kasihi dan banggakan, pasti Tuhan akan merawat dan menjaga kita. Amin.



Tentu seperti biasa, saya tetap berharap bisa merasakan musim semi di berbagai negara lainnya, yang terkenal dengan bunga-bunganya yang indah. Belanda, Swiss, Turki, New Zealand, Kanada, dan negara-negara lainnya. Amin.

Nice kak
LikeLike