Mungkin ada yang ingat di post sebelumnya, tertulis bahwa saya lumayan jago soal ingat-mengingat yang sentimentil. Entah kenapa, masa kecil saya penuh dengan kenangan dan impian yang unik. Misalnya, saking gandrungnya dengan kartun terlebih anime Jepang, saya sampai pernah berantem dengan ibu rebutan remote TV. Ibu ingin nonton sinetron sementara saya mau nonton Detektif Kindaichi. Alhasil, tangisan yang keluar dari mulut anak perempuan penghayal ini memenangkan pertarungan. Ibu dengan wajah masam akhirnya menyerahkan remote ke pangkuan saya. Hahaha, maafkan kelakuan saya dulu ya Bu!
Terbatas hanya bisa menonton TV dan membaca seputar anime di Majalah Bobo, saya terus terpikir dengan negara Jepang yang keren dan mampu membuat berbagai anime yang membuat saya jatuh cinta. Saya masih ingat, suatu malam saat sudah terbaring di kasur sebelum tidur, saya menatap poster Kapten Tsubasa yang tertempel di dinding papan kamar. Saya pun bergumam, “Suatu saat, jika sudah punya duit sendiri, saya akan ke Jepang. Saya akan membeli berbagai hal tentang anime yang saya sukai, dan saya akan melihat hal-hal menarik yang ada di anime langsung di negaranya.” Sambil menatap wajah Kapten Tsubaya, saya mengaminkan impian itu. Saat itu kelihatannya muluk, tapi wajah optimis Kapten Tsubasa yang memang terkenal pantang menyerah seolah menyiratkan impian itu bukan mustahil untuk diwujudkan.
Selang belasan tahun, tepatnya pada 2016, impian itu pun nyata. Tak hentinya saya mengucapkan Puji Tuhan karena impian si penghayal cilik di kamar berdinding papan belasan tahun silam itu akhirnya tercapai. Saya bersama beberapa teman melakukan perjalanan selama 10 hari di Jepang. Jepang adalah negara pertama yang saya kunjungi. Ya, saya belum pernah ke Malaysia, Singapura, dan Thailand meskipun sekian banyak teman kerja telah bolak-balik ke sana.

Entahlah, buat saya, semua hal terlebih traveling itu harus ada alasan dan motivasinya. Apalagi, perjalanan keluar negeri jika menggunakan biaya sendiri tentu butuh proses menabung. Saya tak pernah iri melihat teman-teman yang sudah keliling negara Asean atau negara lainnya. Itulah perjalanan mereka, bukan perjalanan saya. Seperti saat ke Jepang ini, impian dan kenangan masa kecil menjadi salah satu motivasi saya. Bukan sekadar agar pernah keluar negeri, terus pamer foto-foto di social media, atau mengumpulkan cap imigrasi di paspor. Tidak, buat saya, traveling tidak tentang hal-hal itu.
Maka, saya ingin menikmati perjalanan di Jepang lebih dari sekadar foto-foto. Saya lebih menikmati duduk di pinggir jalan atau bangku taman sambil melihat sekeliling, menyaksikan aktivitas warga lokal, merasakan ambience-nya, mendengar hiruk-pikuknya, dan mendatangi tempat-tempat menarik yang unik untuk lebih mengenalnya lebih dalam.

Dari berbagai genre anime, saya paling menyukai kisah kehidupan sehari-hari ataupun yang ada sentuhan misteri dan sihir di dalamnya. Seajaib apapun cerita di anime, tetap ada satu-dua scene yang memang terinspirasi dari aktivitas atau kebiasaan di dunia nyata. Maka, inilah beberapa hal yang dulunya hanya saya lihat di anime dan akhirnya bisa saya saksikan langsung di kehidupan nyata di Jepang.
- Menyaksikan Hanami
Tradisi Hanami atau menyaksikan bunga sakura mekar sambil piknik bersama keluarga atau teman ini biasa disajikan dalam berbagai anime, mulai dari Doraemon, Sinchan, Card Captor Sakura, Chibi Maruko-Chan, dan masih banyak lagi.
Biasanya saat pergi ber-Hanami, masing-masing akan membawa makanan untuk dimakan bersama saat piknik. Tak jarang ada juga yang ber-barbekyu ria di lokasi-lokasi Hanami. Nah, saat saya mengunjungi Hakodate, Hokkaido, saya pun bisa menyaksikan secara langsung tradisi itu. Bahkan, warga lokal pun melakukan tarian-tarian dan bernyanyi bersama penuh suka cita.

Ternyata, tradisi Hanami ini tidak sekadar piknik dan memandangi bunga sakura mekar. Lebih dalam, tradisi ini sebagai bentuk mengapresiasi kehidupan. Bunga sakura sendiri dipercaya sebagai filosofi kehidupan, bahwa ada masanya hidup itu lahir, bertumbuh, berbunga, kemudian akan berguguran. Karena itu, menikmati setiap detik kehidupan dengan melakukan yang terbaik semaksimal mungkin adalah salah satu cara mensyukuri hidup. Dalam sekali ya! Oh ya, tradisi hanami pernah saya bahas di tulisan saya untuk Detik Travel berikut !
- Menyaksikan Anak Sekolah Bersepeda
Tak terhitung berapa banyak anime yang menyuguhkan scene anak-anak sekolah baik perempuan atau laki-laki yang bersepeda saat akan berangkat maupun pulang. Hal itu karena dalam kehidupan nyata, masyarakat Jepang memang lebih sering menggunakan sepeda untuk bepergian. Maka, saat menyaksikannya langsung di Jepang, saya pun cukup maklum. Namun, tetap saja ada sensasi yang membuncah karena kenangan kecil melihat tokoh-tokoh anime bersepeda ke sekolah bisa saya lihat langsung di dunia nyata.

- Melihat Anak-Anak TK dan Bis Sekolahnya
Anime seperti Chibi Maruko-Chan, Sinchan, Baby and I, dan masih banyak lagi sering mengambil cerita saat berada di bis sekolah. Baik aktivitas saat dijemput ataupun diantar pulang ke rumah. Sekilas aktivitas ini sangat biasa, tapiii, bagi saya tetap sentimentil saat akhirnya bisa menyaksikannya di dunia nyata, hahaha.

Anak-anak kecil di Jepang benar-benar mirip seperti yang ada di anime. Mereka menggemaskan dengan pipi merona merah. Tentu sering lihat kan di berbagai anime? Anak kecil biasanya diilustrasikan dengan lingkaran merah di pipinya. Lingkaran merah itu adalah pipi mereka yang merona. Aslinya juga memang seperti itu.

- Menyaksikan Gadis Berkimono Berdoa di Shrine
Sejak kecil, kita pasti tahu bahwa gadis Jepang sering menggunakan pakaian tradisional yang biasa disebut kimono. Ternyata, pakaian tradisional ini banyak jenisnya dan masing-masing penggunaannya berbeda, begitupun namanya. Di Sailor Moon, Card Captor Sakura, dan anime lainnya, saat-saat perayaan, gadis-gadis Jepang biasa menggunakan kimono dan berdoa di shrine.

Saat di Jepang, saya mengunjungi beberapa shrine, dan bisa menyaksikan bahwa aktivitas gadis berkimono itu memang seindah scene-scene di anime. Suasananya begitu khusuk dan syahdu. Setelah berdoa, terkadang mereka akan mengambil kertas atau kayu harapan dan menggantungkannya di tempat yang sudah disediakan di shrine. Syahdu ya!


- Anak Sekolah Membaca di Kereta
Masyarakat Jepang terkenal sangat gemar menggunakan transportasi massal. Selain praktis, hal ini karena sistem transportasi di sana memang sangat memadai dan maju. Maka, masyarakat sangat nyaman menggunakannya bahkan anak kecil sekalipun. Beberapa anime kerap menunjukkan scene anak-anak SD, SMP, SMA yang naik kereta setiap akan berangkat atau pulang sekolah. Saat di dalam kereta, mereka biasanya membaca buku dengan serius. Baik buku pelajaran, komik, ataupun novel.

Saat menaiki kereta lokal di sana, saya pun bisa menyaksikan anak-anak sekolah sering bersemangat masuk ke kereta, mengambil tempat duduk, dan menghanyutkan perhatiannya di buku masing-masing. Raut wajah mereka tampak sangat serius dan fokus.

- Mendengar dan Melihat Burung Gagak
Meskipun ada beberapa anime yang suka menyisipkan scene ini, tapi bagi yang sering baca manga atau komik Jepang pasti paling paham. Jika suatu keadaan menjadi sangat canggung, hening, atau garing, pasti sering muncul burung gagak dengan suara khasnya kwak… kwak.. kwak… untuk memecah keheningan dan kegaringan. Saat di Jepang kemarin, saya beruntung bisa melihat beberapa burung gagak bertengger di pohon, meskipun mereka tak mengeluarkan suara khasnya itu. Mungkin tidak keluar karena memang suasana hatiku tidak garing saat itu, jadi mereka membacanya dan diam saja (Hahaha, terlalu maksa malah jadi garing ya).

- Berjalan Santai di Bawah Bunga Sakura Sambil Memakai Kimono
Tak terhitung anime yang menyuguhkan scene khas musim semi ini. Para gadis akan menggunakan kimono warna cerah dan motif bunga dan berjalan santai di bawah rindangnya bunga sakura yang bermekaran. Saat kecil dulu, saya pun menghayal ingin menggunakan kimono sambil berjalan di bawah bunga sakura. Oh ya, kimononya berwarna pink karena saya penyuka warna itu.

Akhirnya, saat di Hokkaido khayalan itu menjadi nyata. Dengan uang sewa yang murah jika dibandingkan dengan saat di Tokyo dan Kyoto, seharian saya memakai kimono pink sambil berkeliling di bawah sakura yang sangat rindang. Meskipun sakura yang mekar saat itu berwarna putih, tak sedikitpun mengurangi kebahagiaan dan sukacita di hati. Cerita cantiknya bunga sakura sambil menyaksikannya berkimono pernah juga saya tulis untuk Detik Travel, baca ya!
Saya pun bertemu dengan beberapa cosplayer lokal dan berfoto bersama. Meskipun hal ini kerap saya lakukan di Indonesia, tapi lebih unik rasanya berfoto bersama cosplayer tokoh anime di negara asalnya.
Setelah perjalanan Jepang, saya jadi paham betul makna impian dan bagaimana rasanya kerja keras itu berbuah manis saat impian terwujud di depan mata. Jadi, jika kalian punya impian kecil dan ingin mewujudkannya, yakinlah jika berusaha dan berdoa, pasti bisa! Amin!
